Jumat, 29 Juni 2012

5 Tipe Karakter Manga


!. Real Type
      Type ini mengacu pada bentuk badan ideal yang sesungguhnya. Ukuran tangan, bentuk tubuh, dan perbandingan tiap bagiannya biasanya benar-benar sesuai  dengan ukuran aslinya.
2. Comical Type
     Type ini memiliki  kesan "lucu" atau "kawaii". Biasanya untuk menonjolkan ke"kawaii"-annya ukuran kepala dibuat sedikit lebih besar daripada seharusnya. Gambar type ini dibuat lebih sederhana daripada Real Type
3. ModeL
     Pernah melihat model-model diatas panggung bukan. Mereka cenderung memiliki bentuk tubuh yang proporsional dan tinggi badan yang semampai. Type ini digambarkan memiliki bentuk kaki yang kecil dan sangat tinggi, sesuai dengan image para model.
4.  Super Deformed (SD)
      Type SD kadangt disamakan dengan CB. Walau pada ketampakannya sekilas terlihat sama., tapi SD dan CB sedikit berbeda. SD atau "Super Deformed" adalah bentuk badan orang dewasa yang dikerdilkan dengan menyederhanakan bentuk-bentuk tubuh.Biasanya sebagian besar tubuh mengalami distorsi.
5. Chibi
chibi berasal dari pengucapan "CB" oleh orang Jepang dan merupakan kependekan dari " Child Body ". Chibi adalah penggambaran orang dewasa dalam bentuk anak-anak.Bentuk tubuhnya masih memiliki kerumitan seperti gambar orang dewasa, namun digambarkan dalam keadaan yang lebih pendek. Distorsinya lebih sedikit dibandingkan tipe SD.

Jumat, 22 Juni 2012

marry u-super junior english lyrics


marry u

Eun Hyuk & Heechul:
Love, oh baby my girl
You are my everything
My dazzlingly beautiful bride
You are a gift from god
We'll be very happy, your black eyes well up with tears
Even if your black memerizing hair turns white
My love, you my love, I swear I love you

Sung Min:
Saying I love you is what I want to do the most everyday in my life
Ryeo Wook:
Would you marry me? I want to love you, treasure you, and live with you
Kangin:
I want you to lean on my shoulders each time you sleep
Heechul:
Would you marry me?
With this heart of mine, will you accept me?
Kyu Hyun:
To accompany you for the whole lifetime, I do
To love you, I do
Yesung:
Regardless of snow and rain, i will be there to protect you, I do
Let me be the one to protect you, my love

Dong Hae:
you wearing the white bridal gown
Me wearing the suit
Both of us walking in sync towards the stars and moon, I swear
No lies, no suspicion
My dearest princess, stay with me

Siwon:
Even if we are becoming older, we will smile and live on
Eeteuk:
Would you marry me? Are you willing to live the rest of your life with me?

Ryeo Wook:
no matter how weary and tired we are, I do
I will always be by your side, I do

Yesung:
The days when we will spend together, I do
Everyday will my heart be thankful, my love

Kyu Hyun:
I have prepared this ring for you since a long time ago,
Please take this shiny ring in my hand

Yesung:
Just like the mood today, remember the promise that we're making now
Would you marry me?

Sung Min:
To accompany you for the whole lifetime,I do
To love you, I do
Regardless of snow and rain, I will be there to protect you, I do
Let me be the one to protect you, my love

Eun Hyuk:
The only thing that I can give you is love
Although it's insignificant
Even though there are areas which I lack
I will protect the love between us, me and you
Let's make a promise, no matter what happens we will still be in love
And even so...

Background:
I do
I will always be by your side, I do
The days when we will spend together, I do
Everyday will my heart be thankful, my love

Ryeo Wook:
Will you marry me? I do

Sabtu, 16 Juni 2012

PERSONIL SUPER JUNIOR

Anggota

Nama panggung Nama lahir Tanggal lahir Posisi Sub-Unit Status
Romanisasi Hangul Hanja
Leeteuk Park Jung-soo 박정수 朴正洙 1 Juli 1983 (umur 28) Leader, Vokalis, Dancer Super Junior T, H Aktif
Heechul Kim Hee-chul 김희철 金希澈 10 Juli 1983 (umur 28) Vokalis, Visual Super Junior T Sementara tidak aktif
Hankyung Han Geng 박정수 朴正洙 9 Februari 1984 (umur 28) Dancer, Vokalis Super Junior M Mengundurkan diri
Yesung Kim Jong-woon 김종운 金鐘雲 24 Agustus 1984 (umur 27) Vokalis Utama Super Junior KRY, H Aktif
Kangin Kim Young-woon 김영운 金永雲 17 Januari 1985 (umur 27) Vokalis Super Junior T, H Aktif
Shindong Shin Dong-hee 신동희 申東熙 28 September 1985 (umur 26) Dancer, Vokalis, Rapper Utama Super Junior T, H Aktif
Sungmin Lee Sung-min 이성민 李晟敏 1 Januari 1986 (umur 26) Vokalis Utama, Dancer Super Junior T, H, M Aktif
Eunhyuk Lee Hyuk-jae 이혁재 李赫宰 4 April 1986 (umur 26) Dancer Utama, Rapper Utama, Vokalis Super Junior T, H, M Aktif
Siwon Choi Si-won 최시원 崔始源 10 Februari 1987 (umur 25) Vokalis, Visual Super Junior M Aktif
Donghae Lee Dong-hae 이동해 李東海 15 Oktober 1986 (umur 25) Dancer Utama, Vokalis Super Junior M Aktif
Ryeowook Kim Ryeo-wook 김려욱 金厲旭 21 Juni 1987 (umur 24) Vokalis Utama Super Junior KRY, M Aktif
Kibum Kim Ki-bum 김기범 金起範 21 Agustus 1987 (umur 24) Rapper Utama, Vokalis - Tidak Aktif (Hiatus sejak 2009)
Kyuhyun Cho Kyu-hyun 조규현 曺圭賢 3 Februari 1988 (umur 24) Vokalis Utama Super Junior KRY, M Aktif

Selasa, 15 Mei 2012

Historical Context of Islam


The Arabian Peninsula was originally the home of nomadic peoples who coped with the desert climate by migrating every season ("Arab" roughly translates as "desert dweller"). When some began to establish settlements around the fifth century BC, many chose Mecca, near the west coast of Saudi Arabia, as their home. It did not offer a favorable climate or many natural resources, but it was the site of the Ka'ba, a large cubical shrine dedicated to various deities.
The religion of the Arab world before the advent of Islam was an animistic polytheism. The desert was populated with fiery spirits called jinn. Numerous gods were worshipped, with most towns having their own patron god.
Mecca soon became the religious center, with 360 shrines, one for each day in the lunar year. Local merchants depended heavily on pilgrims to these shrines for their livelihood, a fact which would become significant for Muhammad.
Arab polytheism was focused entirely on the earthly life, and religion was not a source of morality. By Muhammad's time, blood feuds, violence, and general immorality abounded.
Yet monotheism was not unheard of among the Arabs. There was contact with Zoroastrianism, which was the official state religion of Persia from the 3rd century BC to the 8th century AD and influential on its neighbors. It was a dualistic religion with beliefs in heaven, hell and a final judgment. In addition, both Judaism and Christianity had established a presence on the Arabian Peninsula, especially in the south. In Yathrib (later renamed Medina), the Jewish population was especially influential.
Even among the innumerable deities of Arabian polytheism was a god who was more impressive than the rest.Allah (Arabic for "the god") was "the creator, provider and determiner of human destiny," and "he was capable of inspiring authentic religious feeling and genuine devotion" (Smith, 225). In general, Allah was regarded as the greatest among the many gods deserving worship, but one contemplative sect, the hanifs, worshiped Allah exclusively.
It was into this world of sporadic monotheism and rampant immorality that Islam was born.

Ayat Seribu Dinar




Artinya:
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberi rezeki kepadanya tanpa di sangka-sangka.Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkannya.Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya.Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
والله أعلم

Minggu, 13 Mei 2012

Anggota Tubuh dan Kesaksiannya


Dalam Al-Qur’an (Yasin: 65) dinyatakan, di akhirat kelak anggota tubuh kita akan memberikan kesaksian atas apa yang diperbuatnya selama di dunia. Tangan, kaki dan anggota badan lain akan berbicara sehingga mulut tidak bisa membantah dan berbohong. Pendeknya, dalam pengadilan di akhirat kelak kita tak akan mampu membohongi diri sendiri dan malaikat, karena anggota tubuh akan menjadi saksi yang bisa memberatkan atau meringankan tergantung pada perbuatan yang pernah dilakukan di dunia. Hakim yang kita hadapi di akhirat kelak bukanlah hakim yang dapat disuap dengan uang sebagaimana yang terjadi di dunia. Tak akan ada yang mampu menolong diri kita kecuali rekaman iman dan amal kebajikan kita sendiri.

Apa yang disampaikan Al-Qur’an di atas secara ilmiah sangat mudah untuk dibuktikan bahwa tubuh itu merekam apa yang biasa kita lakukan dan pikirkan. Contoh yang paling sederhana adalah rekaman pengalaman naik sepeda. Mungkin ada di antara kita sudah puluhan tahun tidak pernah naik sepeda. Tetapi karena dahulunya pernah dan biasa naik sepeda, andaikan disodori sepeda pasti bisa mengendarainya. Mengapa? Karena tubuh kita, terutama kaki dan tangan, memiliki rekaman bagaimana mengendarai sepeda, sehingga rekaman tadi muncul lagi ketika disuruh naik sepeda. Tetapi mereka yang dahulunya tidak pernah, yang berarti tidak memiliki rekaman pengalaman, pasti perlu waktu lama dan mulai dari nol untuk belajar naik sepeda.

Contoh ini dapat diperbanyak lagi, misalnya apa yang direkam oleh lidah tentang rasa makanan. Tanpa diberi tahu apa namanya, begitu melihat, mencium baunya dan merasakan rasa makanan yang dahulu suka kita makan waktu kecil, sudah langsung tahu apa nama makanan itu dan bagaimana rasanya. Bahkan, andaikan makanan itu disajikan dalam keadaan gelap, kita akan bisa mengenalinya. Bagaimana bisa? Karena lidah kita memiliki rekaman akan berbagai rasa makanan.

Dalam sebuah penelitian kajian neurology dibuktikan bahwa sel-sel otak ternyata menyimpan berbagai informasi dan pengalaman yang terekam sejak kecil yang umumnya sudah kita lupakan. Ketika dilakukan eksperimen dengan pembedahan otak, namun yang bersangkutan tetap sadar, ketika sel-sel saraf tertentu dirangsang ternyata mampu menceritakan berbagai pengalaman sewaktu kecil. Eksperimen ini memperkuat teori bahwa semua yang pernah kita ketahui dan pikirkan terekam dalam jaringan saraf otak.

Jadi, apa yang dikatakan Al-Qur’an tadi semakin diperkuat oleh eksperimen ilmiah. Teori bahwa tubuh merekam saya amati dan buktikan sendiri ketika ayah saya sendiri sakit, dirawat di rumah sakit di Magelang selama satu minggu. Saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa ini. Betapa tidak? Bayangkan, ketika dia sembuh dan telah kembali ke rumah, saya bertanya kepadanya, “Bagaimana pengalaman Bapak ketika di rumah sakit?” dia jawab, “Saya lupa.” Sungguh ini hal yang aneh. Dia bilang sudah lupa dengan apa yang terjadi di rumah sakit.

Jadi, secara fisik sebenarnya dia memang sakit, tetapi secara mental dia sama sekali tidak merasa dirinya sakit. Yang sangat mengesankan saya, saat dirawat di rumah sakit, setiap kali datang waktu salat, dia selalu minta air untuk wudu atau minta diberi kesempatan untuk tayamum karena mau salat. Rupanya, tubuh dan mentalnya merekam ritme jadwal salat, sehingga setiap datang waktu salat jam badannya (biological clock) memberi isyarat secara refleks dan otomoatis untuk bergegas untuk mendirikan salat, karena ayah saya ketika sehat selalu salat tepat waktu lima kali sehari.

Jadi, ketika sakit, jam badan itu bekerja seperti “weaker” yang memberi isyarat karena di dalamnya memiliki rekaman habit. Contoh lain yang dengan mudah kita saksikan dalam peristiwa-peristiwa sehari-hari adalah pengalaman sopir bis malam lintas kota. Dulu, waktu tol Cipularang belum dibuat, sebagian besar orang menggunakan jalur Puncak untuk pergi dari Jakarta ke Bandung. Pernahkah kita membayangkan bagaimana hebatnya para sopir bus jurusan Jakarta-Bandung itu ketika melawati Ciawi, Megamendung, Cisarua, Puncak Pass, Cipanas, Cianjur dan Bandung. Sopir-sopir bus itu dengan mudahnya menyusuri jalan berkelok yang naik-turun. Mereka sangat lihai. Mereka hafal betul kapan dan dimana harus berbelok. Mereka tahu kapan dan dimana akan ada tanjakan dan tikungan, bahkan mereka tahu dimana akan ada banyak kerumunan orang di jalan.

Mengapa mereka bisa sehebat itu? Mengapa sopir itu bisa secara refleks mengendarai dan hafal situasi jalur Jakarta-Bandung? Jawabannya kita pasti tahu: itu karena kebiasaan. Mereka telah terbiasa setiap hari melewati rute itu, sehingga anggota tubuhnya merekam situasi dan keadaan yang dilaluinya.

Begitu juga orang yang dulu pernah mahir bermain ping-pong atau bermain badminton, ketika dia sudah tua, meskipun dia sudah meninggalkan kebiasaan itu selama puluhan tahun, pasti dia akan sanggup memainkan kembali. Mungkin gerakan dan tingkat kelihaiannya berbeda dengan masa mudanya, tetapi kemampuan dan teknik dasar bermainnya tentu akan terlihat. Jadi, kebiasaan masa lalu tak akan mudah terlupakan, karena tubuh ini merekam secara kuat apa yang pernah menjadi kebiasaan dan kesukaan atau hobi.

Cerita di atas menyimpan pesan yang sangat dalam. Bahwa hendaknya kita membiasakan berpikir, berbicara dan berbuat yang baik-baik, agar ketika sakit atau menjelang ajal nanti, rekaman kebaikan itu yang akan menemani dan mengawal kita menempuh perjalanan lebih lanjut. Coba renungkan, ada kejadian pada orang tua yang menjelang ajal, namun sangat sangat sulit untuk mengucapkan zikir seperti tahlil, tahmid dan takbir. Hal ini disebabkan karena di masa hidupnya bacaan-bacaan zikir itu sangat asing, hati dan lidahnya tidak memiliki rekaman zikir. Dia tidak mempunyai memori yang dapat membangkitkan kesadarannya untuk mengucapkan kalimah tayyibah itu menjelang ajalnya.

Sebaliknya, sering kali saya menyaksikan bagaimana mudahnya seseorang mengucapkan zikir atau membaca asmaul husna pada saat menjelang kematiannya. Ini dikarenakan dia telah terbiasa untuk mengucapkan kalimat itu di masa hidupnya. Dia telah membiasakan diri untuk membasahi lidahnya dengan kalimat zikir. Siang malam dia berzikir. Sebelum dan sesudah salat dia berzikir. Ketika tersandung batu dia beristigfar. Ketika mendengar petir dia bertasbih. Praktis, kalimat zikir telah menjadi bagian dari kebiasaanya sehari-hari, sehingga ketika ajal datang menjemput dia dengan mudah mengucapkan kalimat zikir untuk menutup usianya.

Karena itu, bagi orang yang mempunyai kebiasaan buruk yang selalu mengucapkan kata-kata kotor di masa hidupnya, bisa jadi menjelang sakaratul maut yang akan diingatnya hanya kata-kata kotor. Orang yang biasa mengejek, mengomel atau mencemooh orang lain akan tertutup hatinya untuk mengucapkan kata-kata yang baik, sebab dalam rekaman atau memori hidupnya selalu dipenuhi dengan kebiasaan buruk itu.
Saya seringkali mendapatkan kisah-kisah nyata yang menceritakan hal itu.
Semoga kisah-kisah di atas dapat menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi kematian sehingga kita menjumpai Izrail dengan senyum persahabatan. Mari kita membiasakan diri untuk melafalkan kata-kata yang baik, selalu berzikir dan mengingat Allah Swt., membiasakan diri mengerjakan salat, berpuasa dan bersedekah, serta berbuat baik pada sesama. Sebab semua itu akan terekam dalam memori kita sepanjang hayat, baik saat hidup di dunia, menjelang sakaratul maut, atau setelah kematian kita.

Husnul khatimah (penghujung yang baik) di masa kematian kita itu tidak bisa diraih dengan tiba-tiba. Ia tak bisa dipaksa dan dibimbing oleh orang lain dengan mudah, karena diri kitalah yang menentukan apakah kita sanggup mendapatkan akhir yang baik atau tidak. Husnul khatimah merupakan akumulasi dari perjalanan panjang seseorang di masa hidupnya. Rekam jejak kehidupan seseorang menentukan hasil akhir dari perjalanan hidupnya di dunia.

Menata Harmoni di atas Qur'an Suci

Siang itu, penasaran dalam hati selalu menggelayut ingin tahu, seperti apa sih isi buku Keluarga Qur’ani ?, tanpa pikir panjang dengan motor butut langsung berangkat menunju Gramedia yang berada di kawasan Bintaro, tak usah mencari sendiri takut kelamaan, saya ke customer service dan minta dicarikan buku yang judulnya Keluarga Qur’ani, di mesin pencari buku itu tinggal 4 eks. Tanpa pikir panjang langsung mengadakan transaksi pembelian dikasir yang telah disediakan. Sambil mojok di rumah makan, lembar demi lembar saya baca. Ternyata!!! Isi buku keluarga Qur’ani lebih dari yang ku bayangkan


Anggapan awal, paling-paling buku Keluarga Qurani sama dengan buku-buku bacaan lain, ternyata dugaan itu salah, buku yang sedang ada di tangan ini adalah buku bacaan suppleman ruhani yang memiliki bobot tersendiri dalam mengupas maslah keluarga dan mampu memprovokasi pembaca untuk meneladani jejak Nabiyullah Ibrahim. as. Sajian bahasanya yang tegas dan lugas menunjukkan dedikasi buku tersebut ditulis oleh orang yang berpengalaman dan kaya bahan bacaan. Gaya bahasa yang mengalir dan to the point menjadikan pembaca tidak bosan, bahkan cenderung ketagihan.

Yang paling mengesankan adalah paparan tentang hubungan dua hari raya; ‘idul fithri dan ‘idul adha. Dengan gamblang dan sederhana namun detail, Pak Dedhi Suharto selaku penulis buku Keluarga Qur’ani mampu mengkaitkan dua ritual ibadah tahunan itu dengan jelas, dua hari raya itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan melekat dalam satu prespektif yang sama yaitu berbuat baik antar sesama atas dasar takwa kepada Allah swt. Saya yang bodoh ini, membaca hal itu sebagai pengetahuan yang benar-benar baru dan orisinil.

Selain itu hal hal diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan suami-istri bukanlah hubungan duniawi atau sekedar hubungan nafsu hewani, tetapi hubungan dua insan yang mengikat janji suci, siap untuk berinteraksi dengan keluhuran jiwa antar keduanya, berprinsip saling menghargai, bekerja sama sebagai subyek interaktif serta tanggung jawab dalam lini status masing masing suami-isteri. Kesempurnaan keluarga semacam ini akan terbina harmonis jika yang menjadi tumpuan dasarnya adalah al Qur’an suci. Semoga buku ini bisa dimiliki oleh semua orang dan menginspirasi dalam menata harmonisasi keluarga wassalam